EPICTOTO — Untuk mempercepat distribusi bantuan kemanusiaan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengerahkan puluhan armada transportasi udara dan laut. Langkah ini sebagai respons atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandi, mengungkapkan bahwa setidaknya 42 unit angkutan udara telah disiagakan. Armada tersebut terdiri dari 21 pesawat terbang dan 21 helikopter yang berasal dari dukungan berbagai maskapai penerbangan.
“Kami telah mengkoordinir 21 helikopter dan 21 pesawat dari para mitra maskapai untuk mendistribusikan bantuan logistik banjir Sumatra ke Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat,” jelas Dudy dalam briefing media di Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Dukungan dari Jalur Laut dan Sektor Swasta
Tidak hanya mengandalkan jalur udara, Kemenhub juga memobilisasi sumber daya di sektor perhubungan laut. Direktorat Jenderal Angkutan Laut telah menyiapkan kapal dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) serta dua kapal navigasi untuk mengirimkan pasokan bantuan.
“Salah satu kapal kami baru saja digunakan untuk mengangkut sekitar 160 ton bantuan dari berbagai instansi dan relawan menuju Aceh,” tambah Dudy.
Partisipasi pihak swasta juga digalakkan. Kemenhub menyebut salah satu operator pelayaran besar di Indonesia telah menyediakan kapal secara cuma-cuma untuk mendukung pengiriman bantuan ke daerah terdampak. Dudy mendorong agar semua donatur dan lembaga dapat mengkoordinasikan pengirimannya melalui layanan yang telah disediakan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
Kondisi Infrastruktur dan Aksesibilitas
Di tengah kondisi 56 kabupaten/kota yang belum sepenuhnya pulih, infrastruktur transportasi utama dilaporkan masih berfungsi. Bandara-bandara di ketiga provinsi terdampak dinyatakan dalam kondisi baik, sehingga memungkinkan mobilisasi logistik melalui udara berjalan lancar.
Meski demikian, di beberapa lokasi seperti menuju Pelabuhan Lhokseumawe, masih terdapat sisa genangan lumpur. Kendati begitu, akses menuju pelabuhan tersebut dinilai masih dapat dilalui dan digunakan sebagai titik penerimaan bantuan dari luar daerah.
“Kami memastikan semua kapasitas transportasi, baik udara maupun laut, dikerahkan secara maksimal. Tujuannya agar bantuan dapat sampai dengan cepat kepada masyarakat yang membutuhkan di seluruh wilayah terdampak,” pungkas Menteri Dudy.
Langkah ini diharapkan dapat mengatasi keterbatasan akses darat yang terputus akibat bencana, sekaligus memperkuat respons tanggap darurat secara nasional.
